Kalam Hikmah Syaikh Maulana Hizboel Wathony
Tanda-tanda orang mendapat petunjuk JALAN ILAHIYAH, akan dipertemukan dengan SYAIKH MURSYID sebagai pembimbingnya. Sungguh amat NISTA bagi yang tidak mendapat PETUNJUK itu.
Al-Hikam Ibnu Atho'illah
sebaik baik waktumu adalah kapan engkau menyadari
kekuranganmu,dan engkaupun kembali mengakui kerendahanmu.
Kemajuan spritual sesungguhnya hanya akan di capai dengan mengalami berbagai keterbatasan,penderitaan dan kesusahan.Jika diri dijauhkan dari kesenangan kesenangannya serta direndahkan, maka pintupintu cahaya dan mata batin akan terbuka. Jika salik benarbenar tak berdaya maka ia akan tetap bersama yang maha kuat.
Perkataan -ku
1. MencariMu kehilangan diriku, mencariku kutemukan diriMU, entah dimana gerangan diriku.
Ku menatap denganNya, ku menatap didalamNya, tapi benarkah aku menatap olehNya? "Tengoklah kedalam hatimu" KataNya "Jika olehKu engkau menatap, maka Engkau berada dalam barisan semua yang Kuciptakan“ Dan ,“Jika olehmu engkau menatap, maka engkau pada barisan yang menciptakanku”.
2. Tanda diri masih terliputi nafsu dunia adalah gembira disaat berhasil dan sedih tatkala gagal. Salik yang Mujahid melihat baik keberhasilan maupun kegagalan adalah dua hal yang fana dan lebih memilih Yang Baqo.
Isyarat Sampainya salik pada Ilmul Yakin adalah dibukakan pintu neraka Jahim. Maka bagi yang Alim Robbaniyah tiadalah takut maupun gentar memasuki lembah-lembah neraka. Karena melihat fajar Ainul Yakin muncul dibalik duka lara.
Hadist
Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: “Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”. Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhori)
Rabu, 15 Juni 2011
TINGKAT KEYAKINAN
1. Hm..ada cerita lama
Disuatu masa, berceritalah seorang tua dengan
anaknya. Bahwa ada pendekar silat bertarung dengan
seekor harimau, sang pendekar menang dan
harimau kalah. Anaknya percaya saja…walaupun
anak tersebut tidak melihatnya
(“PERCAYA=YAKIN”) orang tua yang
cerita…percayalah, karena takut durhaka.
2. Pada suatu hari, anak itu berjalan ditengah hutan
rimba. Dia melihat pendekar silat bertarung dengan
seekor harimau. Sang pendekar menang.
Meningkatlah ia dari YAKIN menjadi “AINAL YAKIN”
(AIN=mata), karena melihat sendiri pendekar
mengalahkan harimau. Namun jika ia dikejar harimau, MASIH lari terbirit-
birit (YAKIN, AINAL YAKIN masih DUSTA kata
Rasul…)
NAH…sekarang HAQQUL YAKIN
3. Belajar silat-lah anak itu bersama guru
(pendekar) tersebut….dan pergilah ia ke hutan rimba.
Dicarinya harimau dan bertarunglah ia dengan
harimau itu. Menang dia. HAQQUL YAKIN lah dia..
Disuatu masa, berceritalah seorang tua dengan
anaknya. Bahwa ada pendekar silat bertarung dengan
seekor harimau, sang pendekar menang dan
harimau kalah. Anaknya percaya saja…walaupun
anak tersebut tidak melihatnya
(“PERCAYA=YAKIN”) orang tua yang
cerita…percayalah, karena takut durhaka.
2. Pada suatu hari, anak itu berjalan ditengah hutan
rimba. Dia melihat pendekar silat bertarung dengan
seekor harimau. Sang pendekar menang.
Meningkatlah ia dari YAKIN menjadi “AINAL YAKIN”
(AIN=mata), karena melihat sendiri pendekar
mengalahkan harimau. Namun jika ia dikejar harimau, MASIH lari terbirit-
birit (YAKIN, AINAL YAKIN masih DUSTA kata
Rasul…)
NAH…sekarang HAQQUL YAKIN
3. Belajar silat-lah anak itu bersama guru
(pendekar) tersebut….dan pergilah ia ke hutan rimba.
Dicarinya harimau dan bertarunglah ia dengan
harimau itu. Menang dia. HAQQUL YAKIN lah dia..
Langganan:
Postingan (Atom)